1 Apa itu Pangsa Pasar?
Definisi Pangsa Pasar
menurut Sofyan Assauri (2001 : 95 ) adalah :“ Pangsa pasar merupakan besarnya
bagian atau luasnya total pasar yang dapat dikuasai oleh suatu perusahaan yang
biasanya dinyatakan dengan persentase“.
Pangsa Pasar adalah market
segment yaitu : bagian dari keseluruhan permintaan
suatu barang yang mencerminkan golongan konsumen
menurut ciri khasnya, seperti tingkat pendapatan,
umur, jenis kelamin, pendidikan, dan status sosial.
Kotler
(2006) menyatakan bahwa pangsa pasar (Market Share) adalah besarnya
bagian penjualan yang dimiliki pesaing di pasar yang relevan. Di tahun 60-an
yang gemilang, perusahaan dapat mengabaikan para pesaingnya karena kebanyakan
pasar sedang tumbuh. Di tahun 70-an yang kacau dan 80-an yang mendatang,
perusahaan-perusahaan menyadari bahwa peningkatan penjualan sebagian
besar datang merebut pangsa pasar dari pesaing. Sebagai akibatnya,
perusahaan-perusahaan masa kini mulai menaruh perhatian pada upaya mengintai
peluang mereka selain pada upaya memahami pelanggan saingan mereka.
Lanjut di
ungkap Baroes (2009), pangsa pasar adalah besarnya bagian pasar yang dikuasai
oleh suatu perusahaan. Dengan kata lain penguasaan suatu produk terhadap pasar
atau besarnya jumlah produk yang diminta yang di hasilkan oleh suatu perusahaan
dibandingka dengan jumlah permintaan di pasar. Pangsa pasar dapat dipecah-pecah
menurut wilayah politis, kawasan geografis yang lebih besar, ukuran, pelanggan,
tipe pelanggan, dan teknologinya. Pangsa pasar ini biasanya dinyatakan dalam
bentuk persentase (%), perhitungan untuk pangsa pasar (market share).
Menurut
sumarni (2010), ada empat jenis ukuran atau jenis dalam mendefinisikan dan
mengukur pangsa pasar yang ada dalam suatu pasar, ukuran pangsa pasar
tersebut antara lain :
- Pangsa pasar keseluruhan. Pangsa pasar keseluruhan adalah penjulan suatu perusahaan yang penjualannya dinyatakan sebagai persentase dari penjualan pasar secara total atau secara keseluruhan dalam suatu industri, diperlukan 2 (dua) keputusan untuk menggunakan ini yaitu : apakah proses perhitungan pangsa pasar akan menggunakan perhitungan dalam unit penjualan atau dalam pendapatan penjualan (rupiah) untuk menyatakan pangsa pasar.
- Pangsa pasar yang dilayani. Pangsa pasar yang dilayani adalah persentase dari total penjualan terhadap pasar yang telah dilayani oleh suatu perusahaan, pasar yang dilayani adalah semua pembeli yang dapat dan ingin membeli produknya.
- Pangsa pasar relative (untuk 3 pesaing puncak). Pangsa pasar ini hanya menyatakan persentase penjualan suatu perusahaan dari penjualan gabungan 3 perusahaan pesaing tersebar dalam bidang yang sama.
- Pangsa pasar relative (terhadap pesaing pemimpi). Beberapa perusahaan melihat pangsa pasar mereka sebagai persentase penjualan pesaing pemimpi. Perusahaan yang memiliki pangsa pasar lebih besar 100% disebut sebagai pemimpi pasar, sementara perusahaan yang memiliki pangsa pasar tepat 100%ya berarti perusahaan tersebut pemimpin pasar yang ada bersama-sama.
2. Apa yang dimaksud elastisitas? Dan elastisitas
permintaan?
Dalam
ilmu ekonomi,
elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah
variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas
mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan
harga.
Penggunaan
paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa yang akan
terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak
perubahan harga
terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen,
pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah
harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan
penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah
barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual
produknya. Menurut hukum permintaan,
tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan.
Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan
menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun,
jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka
bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat
menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa
produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum
membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan
konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga
sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya.
Dalam
ilmu ekonomi,
elastisitas permintaan atau price elasticity of demand (PED)
adalah ukuran kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan
harga.
Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar
kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga. Ketika
harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya
naik —semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas
permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan
persen perubahan harga. Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan
nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis
di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh
besar-kecilnya harga. Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang
dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya
harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika
harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik
20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut
dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1.
Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah
permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan
atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.
koefisien
|
Elastisitas
|
n = 0
|
Inelastis
sempurna
|
0 < n
< 1
|
Inelastis
|
n = 1
|
Elastis
uniter
|
1 < n
< ∞
|
Elastis
|
n = ∞
|
Elastis
sempurna
|
Untuk barang-barang normal, penurunan harga akan berakibat
pada peningkatan jumlah permintaan. Permintaan terhadap sebuah barang
dapat dikatakan inelastis bila jumlah barang yang diminta tidak dipengaruhi
oleh perubahan harga. Barang dan jasa yang tidak memiliki substitusi biasanya
tergolong inelastis. Permintaan terhadap antibiotik, misalnya, dikatakan sebagai permintaan inelastis
karena tidak ada barang lain yang dapat menggantikannya. Daripada mati
terinfeksi bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli obat ini
berapapun biayanya. Sementara itu, semakin banyak sebuah barang memiliki barang substitusi, semakin elastis barang tersebut.
meskipun permintaan inelastis sering
diasosiasikan dengan barang "kebutuhan," banyak juga barang yang
bersifat inelastis meskipun konsumen mungkin tidak "membutuhkannya."
Permintaan terhadap garam, misalnya, menjadi permintaan
inelastis bukan karena konsumen sangat membutuhkannya, melainkan karena
harganya yang sangat murah.
3.
Apa
itu fungsi biaya?
Konsep
biaya produksi yang digunakan dalam analisa ekonomi berbeda dengan konsep biaya
yang biasa digunakan secara umum. Konsep ekonomi mengenai biaya lebih konsisten
dan tetap.
Biaya produksi merupakan faktor utama dalam
menentukan jumlah barang atau jasa yang akan dijual di pasar.
Untuk mengetahui penawaran dan jumlah barang yang
ditawarkan harus mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan,yang berasal dari
prinsip produksi.
Para ekonom mendefinisikan biaya produksi untuk
suatu output tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan dari alternatif
produksi yang menggunakan input dimana input tersebut digunakan untuk
memproduksi output tertentu.
Prinsip
ini dikenal dengan nama “opportunity cost principle”.
Jenis-jenis Biaya
1.Berdasarkanfungsinya,
a. Biaya langsung yaitu biaya yang langsung masuk dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, tenaga kerja dll.
b. Biaya tidak langsung Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi misalnya biaya telepon, listrik, iklan dll.
Jenis-jenis Biaya
1.Berdasarkanfungsinya,
a. Biaya langsung yaitu biaya yang langsung masuk dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, tenaga kerja dll.
b. Biaya tidak langsung Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi misalnya biaya telepon, listrik, iklan dll.
2. Berdasarkan sifatnya,
a. Biaya eksplisit yaitu biaya yang muncul/kelihatan dalam proses produksi.
b. Biaya implisit yaitu biaya yang tidak kelihatan dalam proses produksi namun sebenarnya ada dan dikeluarkan.
a. Biaya eksplisit yaitu biaya yang muncul/kelihatan dalam proses produksi.
b. Biaya implisit yaitu biaya yang tidak kelihatan dalam proses produksi namun sebenarnya ada dan dikeluarkan.
3. Berdasarkan kaitannya dengan jumlah produksi
a. Biaya Tetap ( Fixed Cost = FC ) Yaitu biaya yang tidak bertambah seiring dengan pertambahan produksi. Biasanya hanya muncul pada saat pertama akan berproduksi, gedung, mesin berat, dll
b. Biaya Variabel ( Variabel Cost = VC ) Yaitu biaya yang bertambah seiring dengan bertambahnya unit barang yang diproduksi.
Selain itu, dalam konsep biaya ada beberapa hal lain yang perlu diketahui adalah tentang biaya total, biaya perunit, dan biaya marginal.
a. Biaya Tetap ( Fixed Cost = FC ) Yaitu biaya yang tidak bertambah seiring dengan pertambahan produksi. Biasanya hanya muncul pada saat pertama akan berproduksi, gedung, mesin berat, dll
b. Biaya Variabel ( Variabel Cost = VC ) Yaitu biaya yang bertambah seiring dengan bertambahnya unit barang yang diproduksi.
Selain itu, dalam konsep biaya ada beberapa hal lain yang perlu diketahui adalah tentang biaya total, biaya perunit, dan biaya marginal.
1. Biaya Total ( Total Cost = TC ) adalah keseluruhan biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi sampai terciptanya barang. TC = TFC + TVC.
2. Biaya Perunit (Average Cost = AC) Biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi 1 unit barang jadi. AC = TC / Q.
3. Biaya Marginal ( Marginal Cost = MC ) Tambahan biaya karena menambah 1
unit barang yang diproduksi.
4.
Harga mark up, cost plus, ROI, BEP
Cost Plus (CP) biasanya digunakan untuk barang jadi, ditentukan
dengan menambah markup yang sesuai pada biaya yang timbul akibat proses
produksi sebesar markup yang sesuai dengan keuntungan perusahaan lain yang
diuji oleh pihak-pihak yang terkait. Metode umunya diterima oleh otoritas Bea
Cukai karena memberikan indikasi bahwa harga transfer mendekati nilai cost
dari item yang diperdagangkan. Namun pendekatan biaya (cost of production)
tidaklah setransparan seperti yang terlihat, karena perusahaan dapat dengan
mudah mengubah akun biayanya untuk merubah besaran harga transfer. Perusahaan
yang mengadopsi metode ini harus memilih satu diantara pendekatan berikut:
pendekatan Biaya Aktual, pendekatan biaya standar, pendekatan biaya variabel
dan pendekatan biaya marjinal.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar